Senin, 14 Desember 2009

Muhasabah Cinta

Wahai pemilik nyawaku

Betapa lemah diriku ini

Berat ujian dari Mu

Kupasrahkan semua pada Mu

Tuhan baru kusadar

Indah nikmat sehat itu

Tak pandai aku bersyukur

Kini ku harapkan cinta Mu

Reff

Kata kata cinta terucap indah

Mengalir berdzikir di kidung do’a ku

Sakit yang kurasa biar

Jadi penawar dosaku



*

Butir butir cinta air mataku

Terlihat semua yang Kau beri untukku

Ampuni khilaf dan salah selama ini

Ya Illahi Muhasabat cintaku

Tuhan kuatkan aku

Lindungiku dari putus asa

Jika ku harus mati

Pertemukan aku dengan Mu

Back to Reff

Back to *

Repeat Reff 2x


Koleksi Edcoustic yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Edcoustic – Muhasabah Cinta
Gambar Artis Indonesia

Sabtu, 21 November 2009

Bisa Naik Ngga Bisa Turun

Kesukaaaku adalah minum kelapa segar yang baru dipetik dari pohonnya. Lebih nikmat lagi adalah aku sendiri yang menaikinya. Tidak semua pohon kelapa yang tinggi-tinggi itu dapat kunaiki. Pertamakali aku naik pohon kelapa adalah pada usia kelas satu es-emp-pe, saat itu "Baskara" grup pencinta alamku yang didirikan bersama dengan teman-teman seiman-senakal-sekandang ayam(pernah tidur sama-sama di kandang ayam - nanti ada cerita "Bisa masuk Ngga bisa keluar") mengadakan acara kemping di pelosok desa di Kecamatan Rumpin, Bogor. Berkemah di Rumpin adalah yang kedua, sebelumnya berkemah pertamakali di Curug Pelayangan, Serpong (nanti ada cerita kami menemukan fitrah Allah dalam pusaran air di tengah telaga Curug Pelayangan- pakaian dalamku yang tenggelam di pusaran air...mengisyaratkan aku yang tidak pandai berenang untuk tidak ke tengah telaga).


Sudah masuk hari kedua kita berkemah di Rumpin, hari pertama dan malam pertama di mana kita belum memahami dan menguasai sepenuhnya kondisi medan lapangan perkemahan yang berada di tanah lapang seluas 500 meter persegi di sisi persawahan dan lebatnya hutan di kaki gunung batu-batu besar bertumpuk. Malam hari pertama, saat purnama jelas menggantung di sudut pandang kita. Semua tidak ada yang bisa berhepi-hepi. Setiap hitungan beberapa detik semilir angin meniupkan suara-suara berderak gesekan batang-batang bambu yang tumbuh lebat di pinggiran hutan dekat kita berkemah. Diiringi suara binatang malam yang tak putus-putus berkomunikasi antar sesamanya menambah suasana horor dari dengar-dengar cerita nenek-buyut di rumah tentang seramnya suasana saat bulan purnama. Iiiih! Kupimpin kawan-kawan untuk membaca qur'an selepas Isya sambil menunggu kawan yang lain menyelesaikan tugas memasaknya. Dzikrullah! Hati kita semua merasa tenang..., standar perkemahan "aman" yang kita pahami sudah kita jalani, selanjutnya menghormati adat istiadat daerah setempat dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah semata.
Malam keduanya, sungguh kontras dengan malam pertama, aku tak kuat lama membaca qur'an apalagi dengan penerang lampu badai yang tak seterang lampu listrik di rumah, selepas Isya dan berdzikir sebentar ada yang langsung pegang gitar..., tertawa terbahak-bahak...hingga akhirnya semua tertidur nyenyak. Esok pagi selepas Shubuh langsung menuju ke sawah dan sungai anak Cisadane, lelah dahaga setelah bermain lumpur sawah kemudian mandi sungai, aku terpesona dengan dua batang pohon kelapa yang hampir sama besar dan ketinggiannya sekitar 15 meter berada di sisi sungai tempat kita mandi bertelanjang dada. Kutawari teman-teman dulu yang mau minum air kelapa untuk naik, semua menggelengkan kepala tak berani memaksakan diri. Akhirnya aku yang naik, dengan modal sudah biasa naik pohon kelapa di depan rumah (cuma tiga meter...kemudian ada sobekan di batang utamanya sehingga mudah ditapaki pelan-pelan hingga ke ujung pohon). Bismillah! Kupanjat pohon setinggi 15 meter dengan susah payah...rasa perih terlupakan dengan semangat teman-teman untuk terus naik karena terlihat jelas sudah butiran hijau kelapa sudah beberapa meter di atas kepalaku. Alhamdulillah! Kuraih dahan pertama yang kokoh dan kupanjati kemudian kuraih lagi dua-tiga dahan dan kududuki untuk istirahat mengatur nafas sejenak. Mulailah ku absen temanku satu persatu dan ku lempari kelapa hijau yang telah ku pilih berisi dan mudah kujangkau. Mereka di bawah sambil memegang kelapa haknya masing-masing dengan sabar menunggu aku memilih tiga kelapa lagi untukku dan turun dengan selamat. Alhamdulillah...! Goresan tajam batang kelapa di dadaku terasa perih dan bertambah perih saat teman-teman memandikan dan membersihkan aku dari serakan hitam tajam di kepala dan punggungku dengan air sungai. Puas...! Segarnya kelapa petikanku!!!


Kedua,saat tugas di Banyuwangi, Jawa Timur. Teman-teman di Perhutani RPH Gombeng,BKPH Katapang ingin melihatku naik pohon kelapa di pekarangan rumah Kyai Mahali.
Ketiga,saat tugas kuliah lapangan di Cibugel, Sumedang. Lagi-lagi aku memanjat pohon kelapa.
Keempat, Allah mempertemukanku dengan gadis shalehah asal Pandeglang, Banten, kebun mertuaku yang puluhan hektar berjajar ratusan pohon kelapa. Kucoba dan kupanjat dengan cara "ngos-ngosan" seperti pengalaman memanjat pohon kelapa yang pertama dan kedua di atas. Alhamdulillah berakhir dengan selamat dan meminum kelapa segar dengan dada dan kulit kedua tangan terasa perih luka tergesek.
Kesekian kalinya, saat usia pernikahan 11 tahun, Ramadhan dua tahun lalu, untuk bekal buka puasa selepas shalat Dzuhur di masjid, kupenuhi tawaran bapak ketua RW tempat ku tinggal di Bandung, lokasi rumahnya berseberangan dengan masjid dan di belakang rumahnya banyak tumbuh berbagai jenis pohon kelapa. Aku tertarik pada pohon kelapa berketinggian 20 meter, kelapanya hijau dan "ranum". Bismillah! Kusadari kondisi sedang berpuasa dan pohonnya tinggi. Alhamdulillah, sepuluh menit dapat kugapai dahan pertama dan dengan satu kali mengangkat tubuh langsung kuraih dahan yang lebih tinggi hingga seperti pengalaman sebelumnya dapat kududuki dengan nyaman untuk beristirahat sejenak sambil memilih kelapa mana yang akan kupetik dan kujatuhkan satu persatu.
Sudah belasan kelapa ku jatuhkan, tiba-tiba angin bertiup kencang menggoyangkan diriku. Kusadari saat selesai menjatuhkan kelapa terakhir, kaki dan tanganku gemetar tak biasa. Hari itu, Jam itu, Menit itu, Detik itu! Mengingatkan aku kepada YANG MAHA KUASA, 'ala kulli syaiinqadiir!!! Beberapa jam aku tertahan...merenungi kehadiran ALLAH, ALLAH ADA, ALLAH sangat dekat di urat leherku! ALLAH...ALLAH...ALLAH...aku BISA NAIK NGGA BISA TURUN!

Rabu, 11 November 2009

Pekan Pertama Dalam 8 Pekan Menggapai Hidup Sehat

Kenapa harus 8 Minggu? Karena waktu 8 minggu dianggap cukup untuk mengembalikan sistem-sistem biologis tubuh pada keadaan yang baru dan cukup untuk menambah kekuatan imunitas tubuh dan memunculkan respon.
Sebagaimana sistem ini dapat menambah respon sistem biologis ini dan pada gilirannya dapat menambah hormon prostaglin yang disebut dengan hormon pencegah radang (infeksi). Sebagaimana hal itu dapat mengatur waktu tidur dan meminimalisir kecemasan.
Pekan Pertama (Langkah-langkahnya)
1. Menghindari segala jenis lemak dan minyak, kecuali minyak zaitun.
2. Menghindari segala jenis lemak buatan pabrik.
3. Menghindari segala jenis makanan instan buatan pabrik.
4. Menghindari segala produk makanan berperwarna buatan.
5. Pastikan kita tidak mengkonsumsi makanan berlemak.

Pola Makan
1. Mulailah mngkonsumsi sayuran segar terutama sayuran yang kita sukai.
2. Memprioritaskan mengkonsumsi ikan terutama ikan yang hidup di lautan dalam seperti
salmon atau tenggiri minimal dua kali dalam satu minggu, karena ikan ini banyak
mengandung omega 3 dan asam lemak yang sangat berguna bagi tubuh dan otak, unsur
ini juga dapat menurunkan kadar lemak dalam darah dan sekaligus mencegah
peradangan dan kerusakan jaringan.

Makanan Suplemen
Mengkonsumsi herbal yang mengandung vitamin C berkisar antara 1000-2000 mg dalam setiap porsi makanan kita. Seperti Rosella, madu dan buah-buahan dalam setiap porsi makanan (sarapan, makan siang dan sore. Karena vitamin C dapat membantu jaringan menjadi kuat, kokoh dan membantu mempercepat kesembuhan luka.

Olah Raga
Usahakan berjalan kaki minimal 10 menit dengan kecepatan yang teratur setiap hari.

Mental Spiritual
1. Mulailah bersantai dan menghirup udara (menarik nafas) selama lima menit setiap
hari dengan cara :
a. Duduk di tempat yang nyaman, dengan punggung lurus dan mata terpejam,
menggunakan pakaian longgar dan santai.
b. Konsentrasikan pikiran pada pernafasan dengan tetap mengingat kepada atau
menyebut Sang Maha Pencipta, Maha Pengatur dan Maha Penyembuh. Tarik nafas
dalam-dalam lewat hidung dan keluarkan lewat hidung atau mulut sesuai kemampuan
dengan otot yang dikendurkan. Hal ini dapat merelaksasikan tubuh, otak(akal)
dan jiwa.
2. Sering mengunjungi kebun atau taman yang indah, hijau dan menyegarkan. Jika tidak
milikilah tanaman segar atau bunga yang menyenangkan aromanya.

Dikutif dan sedikit dikembangkan dari Buku Pola Makan Rasulullah, Prof. Dr.Abdul Basith Muhammad As-Sayyid.

Senin, 12 Oktober 2009

Cimenyan Eksotik 2 ( Perenungan Oktober 2009)





Dasyat! Desakan memanfaatkan lahan di Cimenyan untuk kepentingan pribadi dengan mengabaikan konservasi semakin lebih luas. Dari tahun ke tahun pembangunan terus terjadi dalam skala kecil atau besar tetapi hampir seluruhnya mengabaikan aspek keseimbangan dan dampak lebih besar ke depan terutama masalah resapan air dan ancaman bencana longsor. Bagaimana nih, masih adakah individu atau kolektif terutama kalangan eksekutif yang peduli dengan dekadensi segala aspek di Kawasan Bandung Utara (KBU) khususnya Cimenyan.

Selasa, 29 September 2009

Muda Hijau Masak Kuning

Kecapi (Sandoricum koetjape)



Kecapi, sentul atau ketuat adalah nama sejenis buah dan juga pohon penghasilnya
Kecapi diperkirakan berasal dari Indocina dan Semenanjung Malaya. Berabad-abad yang silam, tumbuhan ini dibawa dan dimasukkan ke India, Indonesia (Borneo, Maluku), Mauritius, dan Filipina, di mana tanaman buah ini kemudian menjadi populer, ditanam secara luas dan mengalami naturalisasi.
Pohon ini ditanam terutama karena diharapkan buahnya, yang berasa manis atau agak masam. Kulit buahnya yang berdaging tebal kerap dimakan dalam keadaan segar atau dimasak lebih dulu, dijadikan manisan atau marmalade.
Kayu kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan dan mudah dipoles.
Berbagai bagian pohon kecapi memiliki khasiat obat. Rebusan daunnya digunakan sebagai penurun demam. Serbuk kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya untuk obat kembung, sakit perut dan diare; serta untuk penguat tubuh wanita setelah melahirkan.
Kecapi ada dua macam, yakni dengan daun tua sebelum gugur berwarna kuning dan yang berwarna merah. Dahulu, kedua varietas ini dianggap sebagai spesies yang berbeda

Senin, 28 September 2009

Menyikapi Makanan Selepas Shaum Ramadhan

Selama sebulan diwajibkan bagi kaum mukminin berpuasa di Bulan Ramadhan, berarti selama setahun sekali selama itu tubuh kita diberi kesempatan berbenah diri secara alami sesuai fitrah. Makan secara teratur selepas maghrib dan berakhir jelang Shubuh. Terus menerus keteraturan ini akan membawa kesehatan alami sesuai mekanisme tubuh dengan arahan ruhiyah yang multi lengkap luar-dalam. Selama Ramadhan sebulan penuh, tubuh mulai didetoksifikasi dan mendapat arahan pembenahan phisik dari mata, telinga dan tulang belulang-persendian tubuh dengan shalat malam, tilawah qur'an dan makan makanan bernilai gizi tinggi seperti kurma, madu dan produk alami lainnya yang menyehatkan.
Bagaimana selepas Ramadhan? Syawal menjanjikan banyak kelengkapan dengan mengikuti sunnah rasul yaitu silaturrahiim dan shaum enam hari. Makanan yang beraneka ragam terhidang tetap dapat disikapi dengan berhati-hati dengan tidak mengumbar nafsu kelewat batas. Shaum 6 (enam) hari syawal perlu kita jalankan dan rasakan hasilnya!

Selasa, 21 Juli 2009

Jangan Banyak Berharap Pada Manusia (sewajarnya)

Ahad, 26 Rajab 1430 / 19 Juli 2009 adalah hari pernikahan Susanti, akhwat kelahiran 1980 yang sebelumnya menjadi renungan panjang kawan2 yang memperhatikan keaktifan dirinya selama ini dan tentunya ketika melihat akhwat disekelilingnya terutama yang seangkatan dia dalam memulai aktifitas pembinaan diri telah menikah dan memiliki anak usia setahun hingga empat tahun.
Alhamdulillah, pada jam 10.00 telah berlangsung akad nikah dengan hikmat di Masjid Nurul Khadijah antara Susanti dan Yono Triyana. Barakallahu laka wabaraka alaika! Harapan dari puluhan undangan yang tersebar kepada para pengurus dan penggemuk di Cimenyan yang berdasarkan turut mengundang atas namaku, harapan tinggal harapan, Alhamdulillah ada 50% yang hadir atas nama undangnku.
Hikmah kudapat, Jangan cepat memvonis orang, yang dikira tak datang karena track recordnya yang selalu meremehkan undangan penting eh! ternyata datang, wallahu'alam kemana dan kenapa mereka yang tidak datang memenuhi undangan. Berharap hanya pada Allah, berharap pada manusia..., capee deh!

Rabu, 15 Juli 2009

Duplikasi Amalan Ke Anak-Anak



Membina dan membina

Perlawanan Virus H1N1 dan Penguatan Makanan Lokal

Hanya dalam hitungan hari, kasus positif influenza A H1N1 atau flu babi terus bertambah. Kemarin, Depkes RI mengumumkan tambahan 36 kasus baru. Dengan demikian, total kasus positif flu babi mencapai 122 orang (Media Indonesia,15/7).
Dan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan pemerintah akan menghentikan kebijakan isolasi dan pemberian obat antiviral jenis oseltamivir Tamiflu pada pasien positif flu babi seandainya jumlah kasus lebih dari 1000. Sepertinya akan meniru kebijakan negara barat, yaitu membiarkan pasien positif flu babi tanpa perlu diberi obat. Nantinya pasien akan sembuh sendiri.
Kutipan di atas menggambarkan bagaimana penyikapan atas perkembangan wabah yang telah mendunia dengan kembali pada kekuatan fitrah tubuh. Manakala korban sudah lebih banyak bahkan tak usah menunggu seribu, penderita dibiarkan mengandalkan tubuhnya mengendalikan serangan virus. Tubuh seperti apa yang mampu mengendalikan virus atau bakteri? Tentunya tubuh yang memperoleh penguatan dari asupan makanan yang bergizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh. Kasus yang menimpa saudara-saudara kita yang mengikuti Asian Choir Games di Korea Selatan memperkuat analisa saya bahwa korban yang terus bertambah sampai sebanyak 40 orang terkena flu babi dari rombongan Indonesia menunjukan mereka lebih rentan di bandingkan kita di Indonesia saat flu babi mewabah. Karena kita mengkonsumsi makanan lokal dari daerah tempat kita dilahirkan dan tumbuh sejak kecil hingga mengkonsumsi makanan bergizi sesuai kondisi alam atau iklim tempat tinggal kita berada.
Bagaimana mereka yang sudah biasa mengkonsumsi makanan lokal sesuai iklimnya kemudian harus menyesuikan diri dengan iklim dan jenis makanan yang berbeda di saat wabah penyakit yang mengganas sedang menyebar merata tak terbendung. Wallahu'alam

Selasa, 07 Juli 2009

Cimenyan Yang Eksotik





14 Rajab 1430, baru saja keyboar dipegang, ringtone hp sy mmanggil. Pak Budi Direktur eksekutif Rumah Amal Salman ITB menelepon, Jum'at pekan ini akan ada rombongan tamu dari Surabaya akan berkunjung ke rumah dan melihat Cimenyan yang eksotik. Memang banyak yang bilang setelah mendaki ke bukit Caringin Tilu, makan timbel nasi merah, sambel cikur plus lalapan, menambah eksotik memang. Bagaimana? Ya apa adanya, smoga sy mampu mengambil hikmah dari semua ini. Tamu adalah berkah yang harus kita sambut dengan sukacita. Smoga!!!

Nah di atas itu tamu-tamunya...beberapa hari kemudian datang menjelang Jum'atan dan mesti saya tinggalkan karena harus mengisi di khutbah di Masjid perumahan di desa Cikadut sebelah timur desa saya. Alhamdulillah Abah Eman dan Ma Imi yang sudah rutin tiap jum'at kita gunakan untuk pertemuan siap dengan suguhan ala Cimenyan nasi timbel dan rerencangna, siiip! Barakallah.

Sabtu, 04 Juli 2009

Merindukan Tuan Haji Ismail Indonesia

Ia telah banyak mencerahkan umat khususnya saudara2 ku di indonesia
Kapankah ada yang menandinginya?

Kamis, 02 Juli 2009

Biarkan... Mereka Berkembang

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Rajab hari ke-9, kamis (2/7/09) dibalik kaca ruang kerja, saya memandangi anak-anak belahan jiwa dan teman-temannya di pagi hari sekitar jam 7-an sedang mengais-ngais serakan daun di kebun sebelah rumah yang rimbun dengan tegakan pepohonan cengkeh yang tumbuh berjejer teratur di sekeliling kebun itu. Masa liburan yang menyenangkan bagi mereka.
"Abi nanti kalo sudah banyak dijual untuk beli PS3 ya...!? Celoteh anak bungsuku, Fakhri.
"Kalo cengkeh teteh dijual ke ummi aja untuk bikin kue kering" Tetehnya Fakhri menimpali.
"Kalo kaka mah untuk bahan obat sakit gigi atau pasta gigi ya bi...!??" Si sulung menambahi cerdas.
"ok...ok...sekarang dijemur cengkehnya, lihat tuh sinar mataharinya!" Kataku, mengajak mereka ke halaman dan membentangkan beberapa lembar koran.
Mereka bersemangat penuh suka cita mengerubungi saya setelah merasa sudah banyak mengumpulkan cengkeh yang berjatuhan.
Subhanallah, mereka tumbuh dengan alamnya...., biarlah !!!
Iya! Biarkan mereka mengeksploitasi alam lingkungannya dengan arahan kita yang mencerdaskan. Sebab ku tahu ada sebagian tetanggaku yang melarang anak-anaknya seperti itu. Biarkanlah...mereka berkembang...

Rabu, 01 Juli 2009

Madu Untuk Diabetes

Paradigma kebanyakan orang tentang madu adalah manisnya madu disamakan dengan manisnya gula sintesa yang harus dihindarkan oleh penderita diabetes baik penderita karena faktor genetik ataupun faktor nongenetik seperti gaya hidup keseharian termasuk pola makan (dibahas nanti pada tulisan Penanganan Diabet Genetik dan Diabet Nongenetik).
Perbedaan mendasar gula madu dan gula pemanis buatan adalah pada prosesnya. Akibat konsumsi gula bersintesa secara berlebihan atau berakumulasi akut sudah menyebar ke banyak orang di seluruh dunia dan menjadi bagian ancaman tingkat kematian yang tinggi di samping stroke dan sebagainya. Bahkan madupun tak lepas dari spekulan yang meng"oplos" nya dengan berbagai cara sehingga tak lagi murni atau asli.

Secara ilmiah madu asli dapat dianalisa dengan cukup sederhana, hanya menggunakan setetes madu yang di uji dan beberapa tetes air. Cobalah temuan ilmiah yang menakjubkan untuk diteliti lebih lanjut. Demikian pemahaman penulis tentang madu dan sedikit di bawah ini paparannya.

1. Madu merupakan cairan alami yang enak dan manis. Madu juga dinilai sebagai "makanan istimewa" untuk kebugaran tubuh. Bahkan, mampu menjaga lestarinya kemampuan seksual seseorang. Menurut sumber kepustakaan, setiap 1.000 g madu bernilai 3.280 kalori. Nilai kalori 1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5, 575 l susu, atau 1, 680 kg daging.

Sejak ribuan tahun lalu, madu sudah dikenal sebagai sumber pakan berkhasiat. Khasiat madu amat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi. Yakni fruktosa 41%, glukosa 35%, dan sukrosa 1, 9%. Serta unsur kandungan lainnya, seperti tepung sari ditambah berbagai enzim pencernaan. Lalu ada vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, antibiotika, dan lainnya.

Meski sama manisnya, perlakuan tubuh manusia terhadap madu yang manis itu berbeda dibandingkan dengan gula atau gula pasir. Madu dapat diproses langsung menjadi glukogen, sedangkan gula harus diproses terlebih dulu oleh enzim pencernaan di usus. Dengan demikian tubuh manusia bisa lebih cepat merasakan manfaat madu dibandingkan dengan gula pasir. Dari beberapa hal itu, rasanya bisa disimpulkan kalau madu bisa memberikan manfaat sangat penting dalam kehidupan manusia. Jadi, sebenarnya madu aman untuk penderita kencing manis, asal madunya murni dan bukan oplosa.

2. Semua jenis madu bagus selama ia asli dengan pasca panen yang baik dari koloni lebah yang tidak stres akibat sistem budi daya dan pemasarannya yang tendensional. Madu hitam, biasanya berasal dari nektar atau sari bunga pohon mahoni. Madu hitam juga bisa menurunkan kadar gula dan menambah nafsu makan bagi anak-anak yang sulit makan. Namun, madu hitam ini rasanya pahit dibanding dengan madu warna lainnya.

3. Diabetes atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi melebihi batas-batas normal. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya kadar insulin dalam darah, atau karena tubuh tidak dapat memakai insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh dan mempunyai fungsi penting dalam metabolisme glukosa.

Dalam bentuk murni, berbagai jenis gula tersebut memiliki nama masing-masing, seperti fruktosa (gula buah), galaktosa, glukosa, laktosa (gula susu), maltosa, ribosa, serta gula alkohol, seperti sorbitol dan xilitol. Di samping itu, bila dilihat dari sumbernya, maka gula bisa dibedakan, yakni madu, sirup jagung dan molase. Molase merupakan sirup kental, lazimnya berwarna cokelat gelap yang dihasilkan selama penyaringan gula.

Semua gula pada dasarnya sama. Tak terdapat satu pun yang memberikan keuntungan gizi signifikan melebihi yang lain, kecuali madu dan molase yang mayoritas gulanya sudah dihilangkan/dike luarkan. Molase kaya akan zat besi, sedangkan madu sarat flavonoid, zat fitokimia yang berperan sebagai antioksidan.

Sukrosa adalah gula utama dalam buah, seperti dalam buah blewah, jeruk, kismis, mangga, melon, nanas, pisang, dan semangka. Bonus kesehatan yang berasal dari makan buah terletak pada kandungan vitamin, mineral, serat, dan flavonoidnya, bukan pada jenis gula yang dikandung oleh buah.

Ada perbedaan tingkat kemanisan gula. Fruktosa lebih manis daripada jenis-jenis gula lain (hampir dua kali kemanisan sukrosa) sehingga diperlukan sedikit saja untuk membuat makanan terasa manis.

Tubuh membutuhkan gula. Glukosa, yang merupakan gula utama dalam darah dan bahan bakar dasar bagi tubuh, esensial untuk berfungsinya seluruh sel, terutama sel-sel otak.

Namun, kita tidak perlu makan gula untuk memasok glukosa. Yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat kompleks, juga dikenal sebagai zat pati, yang ditemukan pada makanan-makanan yang berasal dari padi, sayuran, dan buah. Pada beberapa keadaan, glukosa dapat diproduksi dari pemecahan protein atau lemak.

Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gula, makanan itu dipecah tubuh menjadi bentuk gula yang paling sederhana, kecuali gula dalam makanan tersebut telah berbentuk sangat sederhana.

Misalnya, selama pencernaan, sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, yang memasuki aliran darah melalui dinding-dinding usus halus serta melintasi sel-sel tubuh dan hati. Dengan bantuan insulin, yakni hormon pengatur kadar glukosa, sel-sel menyerap glukosa dan menggunakannya sebagai energi.

Glukosa disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen. Glikogen di hati sewaktu-waktu dapat diubah kembali menjadi glukosa pada saat energi diperlukan. Sebagian besar fruktosa diubah pula menjadi glukosa oleh hati. Hati pun dapat mengubah gula menjadi asam-asam amino-balok-balok pembangun protein. Kelebihan gula, sebagaimana halnya energi ekstra lainnya, diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh.

Sel memerlukan insulin agar gula yang ada di dalam darah dapat masuk ke dalam sel dan dipakai sebagai sumber energi. Bila jumlah insulin kurang, tentu saja gula tidak dapat diserap ke dalam sel dan tetap beredar di dalam darah. Akibatnya kadar gula darah menjadi tinggi. Penderita yang mengalami keadaan ini disebut sebagai penderita DM tipe I.

Ada keadaan lain di mana jumlah insulin sebenarnya cukup, atau berkurang sedikit, tapi sel-sel tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara baik. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Penderita yang mengalami resistensi insulin dan atau defisiensi insulin relatif disebut sebagai penderita DM tipe II

Jadi, penyebabnya bukan karena kelebihan konsumsi gula. Gula memang amat berbahaya bagi pengidap diabetes. Mereka harus membatasi konsumsi gulanya. Tetapi, gula tidak menyebabkan diabetes.

Tak ada alasan kuat untuk membatasi konsumsi gula secara ketat, kecuali kalau Anda penderita diabetes atau orang yang sensitif terhadap karbohidrat. Penderita diabetes pun masih diperbolehkan makan makanan yang manis. Namun, menghindari konsumsi gula terlalu banyak tetap lebih baik.

Gula secara alami dijumpai pula pada buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk susu. Idealnya, gula memberikan kontribusi tidak melebihi 15 persen dari total energi per hari. Kendati begitu, perlu diingat bahwa sebagian besar makanan manis mengandung lemak dan energi yang tinggi, tetapi zat gizinya relatif rendah.

Karena itu, ada baiknya melakukan pola makanan seimbang, yakni rendah lemak dan tinggi karbohidrat, tak ada alasan menjauhi gula. Dengan pola makan seimbang, Anda secara otomatis akan membatasi konsumsi gula.

Bergembiralah dengan membiasakan madu atau gula yang bersumber dari tumbuhan lainnya sebagai pemanis asli makanan kita, hatta kita penderita diabetes tingkatan stadium berapapun yang penting yakinlah "Rabbana maa khalaqta hadza bathila...semua yang Allah ciptakan bermanfaat", pahami ilmunya , ikhlas beramal dan tidak melampaui batas dan sungguh-sungguh dengan penuh pengorbanan. Sesuaikan dengan fitrah tubuh kita.

Diposting dan dikembangkan AhmadMaduBekam dari www.alamiah.multiply.com

Selasa, 30 Juni 2009

Terapis dan Tarbiyah Dzatiyah

Seiring waktu semakin banyak insan yang tercerahkan untuk memperbaiki diri dalam pemahaman pengobatan yang alami dan ilmiah. Cukupkah obat yang alami dan ilmiah saja, tidak! ada unsur ilahiyah yang tidak bisa dilepaskan . Syarat kesembuhan ada beberapa hal bermula dari keyakinan kepada Asyafi (Allah Yang Maha Penyembuh), tiap penyakit pasti ada obatnya, Allah yang memberi sakit-Allah juga yang akan menyembuhkan. Kedua, dosis yang sesuai dengan kebutuhan tubuh si "sakit" berpijak pada berat badan. Ketiga, istiqamah-berkelanjutan, tidak masalah berapa banyak "makanan jadi obat dan obat jadi makanan" yang kita konsumsi selama produk itu alami dan secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan termasuk kehalalan-kethayyibannya. Bila langkah pertama yakin kepada Allah yang Maha Menyembuhkan, kedua selalu disesuaikan dosisnya dan ketiga terus menerus dikonsumsi karena obat alami bersifat konstruktif, berproses lama tapi tanpa efek samping. Maka yang terakhir atau keempat adalah tawwakalalallah, berserah diri kepada Allah dengan penuh kepasrahan sebagai hamba yang lemah.
Menyadari hal ini perlu dipahami bersama, bahwa terapis-pengobat dan pasien perlu membersihkan diri dengan banyak bertaubat atas segala dosa dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahan atau dosa dan benar-benar tidak melakukan dosa-dosa hatta dosa kecil yang oleh banyak orang selalu diremehkan. Siapa lagi yang akan memperbaiki diri kita kalau bukan orang lain tentunya kita sendiri. Perbaikan terus menerus akan membawa kepada kita untuk mudah memahami segala amalan dan keikhlasan sehingga kita akan bersungguh-sungguh dengan segala kemampuan dan pengorbanan yang tak terkira. Insyaallah, kita akan mampu menyembuhkan diri kita bahkan orang lain, Innallah ma'ana. Yo! Kita mentarbiyah diri !

Senin, 29 Juni 2009

Dulu Sampe Sekarang (Yang Dingat & Bisa Ditulis)

Saya bangga setiap jelang Idhul Fitri disuruh babe mendistribusikan zakat fitrah ke emak lime (halimah, Nyai mure (Murani), Nyai ejum (Jumilah), Nyai Saja dan banyak nyai-nyai (nenek jompo, hidup dirumah sepetak berlantai tanah dan tidur dibale-bale, saya tau nama-nama asli lengkap mereka karena senang ngobrol bahkan ternyata setelah lihat photonya, dulunya mereka cuantikk-cuannntikk). Lucunya giliran saya bawain daging kambing atau kebo(kerbau) baik yang mentah ataupun yang udah disemur, mereka pada nolak, kecuali Nyai Saja. Loh kok cuma nyai Saja yang mau? Alkisahnya begini..., setiap jelang idhul adha(hari raya qurban) dari anak-anak lakinya abi-ummi( saya diikuti 3 orang adik memanggil sebutan itu pada ortu sedangkan abang-kakak tetap memanggil baba-emak!) hanya saya yang senang menggembalakan domba yang dititipkan mudohi (pequrban) kepada abi, kadang2x bisa 20 domba dititipkan dirumah saya, pagi digembalakan di lapang rumput atau sawah kering di belakang rumah, sorenya dicancang (diikat disetiap pohon rambutan, kecapi, jambu, nangka, rukem, mengkudu, kelapa dll yang banyak tersebar di halaman belakang rumah). Seringkali tanpa saya sadari ketika domba gembalaan semakin jauh merumput hingga menyebrangi jalan raya dan biasanya domba-domba senang berlama-lama merumput di pekarangan rumah nyai Saja yang luas dan saya mendengarkan dongeng masa mudanya nyai diiringi angin sepoi2 sehingga say lelah tertidur pulas dibale depan rumah nyai, ketika bangun saya menjerit kaget dan sakit karena kulit lengan, kaki atau badan pas bertelanjang dada, terjepit hamparan bale yang terbuat dari bambu belah yang dipeprek (diratakan). Nyai Saja tertawa lepas dengan mulut berjampu merah karena masih penuh dengan sirih. Saya meringis sakit, tambah meringis ketika beliau menciwit (mencubit pelan seketika) dan akhirnya ha...ha... ha... kita tertawa bareng. Katanya, kamu lebih lucu, pintar dan menggemaskan dibandingkan cucu-cucunya dari anak kandungnya sendiri. Karena itu dengan susah payah beliau mengunyah daging semur masakan ummi (ummi menyangka kalau diberi daging mentah,nyai-nyai itu menolak karena tak mampu memasak atau tidak ada bumbu atau lainnya karena itu oleh ummi setelah daging dilunakkan dengan getah pepaya, diolah dan lalu disemur).

Terusin lagi nih cerita jadul saya sendiri...

Juara umum di SD Larangan, nyaris jadi pecundang di SMPN 19 Jakarta apalagi di SMAN 70 Jakarta kerjaanya "cabut melulu" kalo ngga ada kegiatan extrakuler yang asyik (dulu ikutan Rohis, Sisgahana, Pramuka dan Young Red Cressent-PMR 70)."Cabut" sepekan sekali setiap sabtu sebelum pelajaran usai karena mengejar naik angkutan umum biarrr ngga kemalaman ke Bandung-Garut (Gn.Papandayan, Gn.Cikuray, Pelabuhan Pameungpeuk-Santolo, Pantai Sayang Heulang nan perawaaan) atau ke Majalengka-Kuningan (Gn.Ciremai) ke Bogor (Gn.Salak, Sukamantri-Cinangka, caving di Cigudeg) ke Sukabumi-Cianjur (Gn.Gede Pangrango-Situ Gunung, Cisolok-Pelabuhan Ratu, Gunung Halimun), Pandeglang-Serang (Gn.Karang) dan pernah ke Yogyakarta-Sleman (Gn.Merapi) atau nyebrang ke Sumatera (Gn.Sukmailang, Gn. Tanggamus, Pantai Terbaya, Teluk Semangka, Lampung).
Lulus dari 70 Bul's, kuliah di Akademi Kehutanan (AIK) & Sosektan UNPAD Bandung, kerja di Resort Hutan Gombeng, Banyuwangi, di HPH Pangkalan Bun lalu ke Taman Nasional Bukit Barisan di Kota Agung, Lampung. Tahun 96 menikahi bidadari dunia cantik jelita asal Cimanuk, Pandeglang. Setahun bobogohan setelah menikah (umumnya insan dunia, pacaran dulu baru nikah) ...baru bisa malam pertama. Setiap pindah rumah kontrakan anak lahir berturut-turut selang dua tahun. Sekarang udah lama ngga pindah2 rumah kontrakan, anak segitu2 aja ngga nambah,wallahu 'alam.Tinggal di Kawasan Bandung Utara (KBU), Alhamdulillah cai herang ngocor sorangn, seur lalapan hejo & lauk-sapi-domba-kelinci-jagung bakar dll. Kesibukan sehari-hari sbg manajer pemasaran usaha Fitrah Madu Asli, bekam dan herbal hutan asli.
Apalagi nih memoar yang mesti saya tuliskan...Tunggu saja!

Selanjutnya ikuti... !!!
Mengapa saya menjadi terapis? Bagimana mengenali Madu Asli? Testimoni Para Pengamal Madu dan Bekam. Dan tulisan lepas saya tentang Fitrah Healing yang dasyat perlu dipahami bersama sesuai tuntutan fitrah tubuh kita...

Minggu, 21 Juni 2009

Tuan Haji Ismail bin Ahmad, Tuan Guruku


Medio Mei 2002 Mencerahkan Diri dan Keluarga, sepekan usia Tsalitsa anak ketiga kami lahir, Faishal Abdurrahman (2,5 thn) anak kedua kami sakit, sepertihalnya terjangkit DBD, bintik-bintik merah tetapi tidak demam panas dan muncul biru lebam di kedua lengan dan sebagian depan-belakang tubuhnya seperti bekas terbentur atau terpukul benda keras. Sehari, dua hari saya tak lagi menginterogasi kakak dan ibunya apakah suka mencubit dan memukul Faishal? Jawaban jujur mereka memang terjawab pada hari ke-3 saat darah keluar dari hidung dan dubur Faishal ditambah dengan semakin banyaknya bintik merah dan biru lebam di seluruh tubuhnya. Dokter rumah sakit memvonis anakku kelainan trombosit (ITP), saat itu trombositnya merosot drastis 20.000 yang seharusnya 150.000. Loh! Ternyata diruang perawatan banyak juga pasien penderita ITP seperti anakku, bahkan mereka sudah ada yang lebih dari tiga pekan dan di antaranya sudak diperiksa sumsum tulangnya. Beberapa hari sudah 8 labu trombosit ditranfusikan ke tubuh anakku, kenaikannya tidak signifikan hanya 50.000 saja. Prednison, igastum dsb sudah rutin diminumnya hanya efek samping yang dirasakannya.
Alhamdulillah atas izin Allah saya berjumpa dengan Tuan Haji Ismail Bin Ahmad seorang juru da'wah(da'i), thabib dan pengusaha herbal sukses. Tiga hari dua malam saya mengikuti pelatihan pengobatan alamiah, ilmiah dan ilahiyah dengan beliau di gegerkalong hilir, Bandung pada pertengahan Mei 2002, pada kesempatan makan siang bersamanya saya mencurahkan kesyukuran saya atas kebersamaan dengannya yang mencerahkan sekaligus mengungkapkan kegundahan hati karena selama pelatihan pengobatan saya harus meninggalkan anak saya yang belum kondisi stabil-aman trombositnya.
Sungguh mencerahkan dan menenangkan bahasan jawaban beliau yang ilmiah dan ilahiyah.

"Menurut pemahaman dan pengalaman saya, anak tuan mengalami peradangan pada darah, perkuat limfa-nya cegah untuk dioperasi. Rabbana Maakhalaqta hadza bhaatila... Yang Tuhan ciptakan di alam ini tak ada yang sia-sia (semua bermanfaat). Bila tuan memiliki madu dan antanan dirumah, alangkah elok dua sendok madu digelas ditimpakan rebusan antanan(pegaga), bismillah, likulli daa'in dawaa'un, insyallah anak tuan akan sembuh"

Ahad siang setelah dari Jum'at dan Sabtu saya belajar banyak menjadi muslim sejati, berdzikir tak lepas dari diri terutama pada pagi dan petang dan tengah malamnya mengiba-menangis dan men-tadzkiyah hingga jelang fajar karena katanya lagi pada kuliah shubuh "kesembuhan datang dari Allah, sepatutnya sang pengobat harus dekat kepadaNya dan menjauhkan diri dari kesyirika, teruslah mentarbiyah diri dengan sabar dan tawakal" kembali kerumah segera. Iya! Segera saya berusaha mengikuti advis beliau tanpa celah, Alhamdulillah Senin pagi diberikan minuman rebusan pegaga campur madu, selasa, rabu...sepekan pada senin siang saya bawa Faishal ke laboratorium di jalan riau, Bandung, trombositnya anak saya mencapai 130.000. Subhanallah tanpa ragu saya sujud syukur kemudian beberapa hari kemudian terbang ke Perlis, Malaysia untuk belajar lebih lama mengembangkan pemahaman pengobatan secara mendasar dan komplementernya. Sertifikat 'Itiraf (sumpah) sebagai pengamal dan pengobat madu, bekam, herbal, psikologi pengobatan dan sebagainya diberikan kepada saya dan konsentrasi usaha saya pindahkan pada pengembangan madu dan herbal terutama antanan (pegaga) sebagai makanan rutin kami di rumah dan pengobatan bagi pasien-pasien yang berkunjung.
Semoga menjadi jalan keberkahan bagi kami dan anda yang membaca dan mengamalkannya. Wallahualam bishawab.